Muna (18/05) – Pegiat Literasi Indonesia (PELITA) Angkatan 4 Kabupaten Muna melaksanakan sosialisasi program PELITA di Kabupaten Muna kepada calon mitra, baik sekolah maupun taman bacaan masyarakat (TBM). Kegiatan ini dilaksanakan di UPTD SMP Negeri 1 Napabalano.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai langkah awal dalam membangun kolaborasi dengan mitra-mitra terkait untuk mengembangkan literasi di tiga ranah, yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan memperkenalkan program PELITA kepada pemerintah setempat, baik dari pihak Dinas Pendidikan, Pemerintahan Kecamatan Napabalano, sekolah, TBM calon mitra, serta aktor lokal setempat.
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muna. Selain dihadiri oleh sekolah dan TBM calon mitra PELITA, kegiatan ini juga dihadiri oleh jajaran pejabat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, di antaranya Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan, Kepala Bidang SMP, Pengawas Bidang Manajerial. Kegiatan ini juga didukung oleh kehadiran pemerintah setempat Kecamatan Napabalano, yaitu Camat dan perwakilan masing-masing desa/kelurahan, aktor lokal, komite sekolah, serta para fasilitator guru penggerak Kabupaten Muna.
“Program literasi berfokus pada pengembangan budaya literasi di tiga ranah ekosistem, yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Kami, PELITA, berkomitmen untuk meningkatkan dan membumikan program literasi ini di Kecamatan Napabalano secara khusus dan Kabupaten Muna secara umum,” ungkap Pak Ome selaku ketua PELITA Muna.
Selain itu, Kak Maul mengajak peserta untuk terlibat dalam Program PELITA. “Kami mengajak Kepala Sekolah, utusan guru masing-masing sekolah, pengurus TBM, dan seluruh aktor lokal dari enam desa/kelurahan di Kecamatan Napabalano untuk sama-sama terlibat dalam program ini, berkolaborasi bersama PELITA untuk mengembangkan literasi di Kecamatan Napabalano,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Pak Rahmat selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan, “Dukungan semua pihak, baik dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Kecamatan dan Desa/Kelurahan, pihak sekolah, dan TBM sangat dibutuhkan. Untuk mewujudkan tujuan dari PELITA ini, kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.” Selain itu, beliau juga menambahkan bahwa keterlibatan aktor lokal pemuda Napabalano dibutuhkan untuk perkembangan literasi ke depannya.
Camat Kecamatan Napabalano, Pak Aris, juga memberikan dukungan penuh pada agenda-agenda literasi ke depan. Beliau mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Kecamatan Napabalano menjadi wilayah intervensi PELITA.
Pada kesempatan ini, Fasilitator PELITA Kabupaten Muna menetapkan 10 sekolah mitra dan TBM Kaunda Langkumapo sebagai mitra PELITA melalui penandatanganan akad kerjasama dengan sekolah mitra yang akan diberikan pembinaan terkait literasi dari Sekolah Literasi Indonesia (SLI), disaksikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Camat Napabalano.
Kegiatan ini berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Banyak guru, komite, dan tokoh masyarakat yang nantinya akan berperan sebagai aktor lokal menggiatkan literasi di Kecamatan Napabalano. “Saya senang dengan adanya program PELITA ini. Harapannya, melalui program ini dapat memberantas kasus anak MTs yang tidak bisa membaca. Saat ini, sebagai guru bahasa Arab, saya bukan mengajarkan bahasa Arab, tetapi mengajarkan bahasa Indonesia (dampingan membaca) kepada anak,” ujar Nurti, utusan guru MTs Bina Cendekia Tampo.