Penulis: Agustia
Redaktur: Fitriana Mahmudidn
Bangun TBM di Kampung Halamannya, Kang Oni Ibarat Menyalakan Lentera di Ruang Gelap Gulita
Semua bermula dari Pandemi COVID 19 ……
Perkembangan teknologi yang kian hari kian pesat menjadikan segala sesuatunya semakin memudahkan urusan manusia. Tak hanya sebagai akses informasi, namun juga sebagai media hiburan seperti adanya beragam fitur menarik seperti games. Sayangnya, kehadiran game–game bukan hanya hiburan, tapi juga ancaman yang dapat membuat anak-anak kehilangan kendali. Ditambah lagi, dampak pandemi menyebabkan pembelajaran di sekolah seolah bertransisi menjadi merosot menyebabkan anak-anak seolah gagal mengembangkan keterampilan dasar seperti membaca dan menulis.
Hal itulah yang memantik Misroni Bin Rasyid atau yang akrab dikenal dengan sebutan kang Oni beserta rekan-rekannya, berinisiatif membangun sebuah taman bacaan masyarakat di desa kelahiran mereka, Desa Cigoong, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten.
Kesadaran mendirikan TBM didorong kuat dengan adanya keprihatinan terhadap anak-anak di desa mereka yang semakin terjerumus dengan aktivitas bermain gadget. Kepedulian mereka memicu mereka bersama-sana mendirikan wadah belajar bagi anak-anak dan juga wadah mereka beraktualisasi diri menyalurkan bakat dan ilmu yang mereka miliki.
Tabakamcil Lahirkan Semangat dan Asa Masyarakat
Kadang di saung, kadang di teras-teras rumah, bahkan kadang pula di halaman masjid di sekitar kampung. Di sanalah anak-anak Kampung Cilame bergembira riang, belajar, dan bersosial. Ya tempat-tempat tersebut adalah rumah belajar yang diberi nama Taman Belajar Kampung Cilame atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tabakamcil.
TBM yang berdiri sejak 2021 itu kini telah memberikan dampak yang luar biasa bagi para tunas harapan bangsa yang ada di Kampung Cilame. Beragam aktivitas telah mewarnai keseharian anak-anak di sana. tak hanya membaca buku dan menerima pengajaran dari penggerak, namun juga menjalankan berbagai aktivitas yang menyenangkan dan bermakna seperti berkreasi lewat gambar dan tulisan, menari dan membuat kerajinan tangan, belajar musik dan kesenian daerah, dan masih banyak lainnya. Kini TBM Tabakamcil dikenal masyarakat luas karena pernah berkesempatan diliput dan disiarkan oleh media nasional.
TBM Tabakamcil diharapkan menjadi tempat yang paling disenangi anak-anak, menjadi pelita yang bersinar bagi masyarakat Kampung Cilame hingga kapan pun, dan menjadi rumah yang melahirkan pemimpin-pemimpin hebat.
Sang Inisiator TBM Tabakamcil
TBM Tabakamcil lahir dari inisiatif tiga pemuda desa Cigoong. Misroni Bin Rasyid, Aip Prayitno, dan Irfan Maulana. Ketiganya berkontribusi besar dalam melahirkan karya dalam bentuk wadah belajar bagi anak-anak di kampung kelahiran mereka. Qadarullah tak berselang lama TBM berdiri, Kang Aip berpulang ke Sang Ilahi. Ada pun kang Irfan saat ini disibukkan dengan aktivitas yang kurang memungkinkan untuk hadir penuh pada pengembangan TBM Tabakamcil. Meskipun berjuang sendiri, namun dengan semangat membara, niat tulus, dan potensi yang kang Oni miliki, jadilah ia menggerakkan TBM Tabakamcil seorang diri. Sesekali kang Irfan turut memberi sumbangan ide juga tenaga kala luang di hari-hari sibuknya. Bagi kang Oni, selagi masih ada kesempatan untuk bergerak, masih ada ketulusan yang terpatri, meski hanya relawan ia tetap tak gentar memberikan aspirasi dan aksi nyata bagi ladang ilmu berbalut pahala yang telah ia gelorakan.
Kang Oni dan Semangatnya yang Terus Tumbuh Karena Disirami Anak-anak yang Berkunjung ke TBM
Kang Oni, saat ini sedang mengejar gelar S1 jurusan Bahasa Arab di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) WASILATUL FALAH – Rangkasbitung. Kang Oni tetap memiliki komitmen untuk membina anak-anak di TBM Tabakamcil setiap akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu. Saat bersama anak-anak, Kang Oni merasa bahwa mereka adalah separuh dari dirinya sendiri, karena melihat perkembangan dan perubahan kecil ataupun besar pada anak-anak selalu membuatnya merasa bahagia dan bersyukur.
Kang Oni dikenal sebagai pemuda yang berbudi pekerti, punya semangat menggerakkan kebaikan dan mengajarkan ilmu secara gratis ke anak-anak di tanah leluhurnya. Semangat belajarnya pun tak pernah suram. Kerap ia juga mengikuti kegiatan kerelawanan, seminar, atau pun event-event nasional.
Kang Oni bercita-cita suatu hari nanti ingin lebih mapan dalam pengetahuan dan pengalaman, sehingga mampu menjadi penggiat literasi serta mengelola TBM dengan lebih optimal dan menggerakkan banyak orang untuk terlibat di TBM yang telah ia rintis dan memberikannya nilai.
Saat Kegagalan Mengintai, Kerabat Adalah Tiang Penyangga
Dalam setiap perjalanan dan perjuangan tiap insan manusia, tak jarang dihadang berbagai tantangan, mengalami pasang surut semangat, dan orang-orang yang pernah ada membersamai langkahnya bisa tiba-tiba menghilang. Kang Oni pun mengalami hal serupa. Seiring waktu, beberapa teman yang pernah bersama di awal pembentukan TBM Tabakamcil perlahan menjauh, bahkan ada yang meninggal dunia atau pindah domisili.
Meskipun menghadapi kesulitan, Kang Oni tidak ingin menyerah, terutama saat melihat semangat belajar anak-anak. Semua ini tak terlepas dari dukungan kerabat dekat, termasuk alumni SLI 4 yang selalu memberikan semangat dan menjadi teman diskusi bagi Kang Oni ketika menghadapi kesulitan dalam membina anak-anak.
Anak-Anak, Aku Menemukan Setengah Jiwaku
Dalam perjuangan untuk membimbing anak-anak, Kang Oni selalu menemukan sesuatu yang menarik dalam hal-hal yang mereka tampilkan. Semangat yang mereka tunjukkan dalam belajar adalah sumber keoptimisan Kang Oni. Ini mendorongnya untuk percaya bahwa TBM Tabakamcil akan menjadi pusat pembelajaran yang menginspirasi di desa.
Melihat perkembangan keterampilan anak-anak, termasuk ketertarikan mereka dalam membaca dongeng, menulis, berpuisi, bersinopsis, membaca dengan penuh semangat, menulis, dan bahkan bakat mereka dalam menggambar, memberikan arti yang dalam bagi Kang Oni.
Membangun Eksistensi TBM melalui Kolaborasi Antarpihak
Dukungan berbagai pihak merupakan pilar utama dalam perkembangan TBM Tabakamcil. Kang Oni juga melakukan kolaborasi dengan Sekolah Literasi Indonesia melalui intervensi yang dilakukan oleh tim Konsultan Relawan (Kawan SLI) angkatan 4. Kehadiran Kawan SLI sebagai fasilitator literasi memberikan angin segar bagi keresahan yang dialami kang Oni. Kang Oni memanfaatkan kesempatan tersebutb dengan sungguh-sungguh agar mampu meningkatkan minat belajar dan literasi anak-anak di TBM Tabakamcil. TBM ini juga menjadi subjek penelitian bagi beberapa pihak dalam mengevaluasi pola pembelajaran anak.
Kang Oni juga pernah berkesempatan menghadiri undangan dari Kantor Bahasa Provinsi Banten untuk studi banding ke Rumah Dunia – Serang yang memperluas jaringan dengan pegiat TBM lainnya. Selain itu, ia telah terhubung dengan tokoh-tokoh literasi di kabupaten Lebak dan dikenali oleh para pegiat TBM senior melalui Pelatihan Keterampilan Komunitas Literasi di kabupaten Lebak.
Orang Tua Bersyukur, TBM Membantu Meningkatkan Prestasi Belajar Anak
Dampak positif TBM pada anak-anak sangat dirasakan oleh orang tua maupun masyarakat. Anak-anak menjadi lebih disiplin, percaya diri, dan senang bereksplorasi, sehingga potensi serta minat mereka bisa terus tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan yang diiniasasi oleh TBM Tabakamcil. Orang tua bersyukur atas keberadaan TBM yang membantu dalam pendidikan dan disiplin anak-anak. Hal tersebut membuat Kang Oni berharap agar kedepannya TBM Tabakamcil selalu menjadi sumber inspirasi bagi siapa pun, termasuk kampung-kampung tetangga lainnya, serta mampu menghidupkan semangat literasi, khususnya dalam membangkitkan minat baca anak-anak.