Membudayakan Literasi dengan KOACI

Membudayakan Literasi dengan KOACI

Oleh: Nurhida
.

Sejarah mencatat literasi telah menjadi bagian dari perkembangan zaman. Literasi juga telah menjadi nadi dari peradaban-peradaban maju, baik di masa lalu maupun masa kini. Karena itulah, membudayakan literasi menjadi urgensi untuk dilakukan di negeri ini. Di sekolah kami, literasi dibudayakan dengan KOACI.

Namun sebelum bicara lebih lanjut tentang KOACI, kita perlu menyamakan persepsi terlebih dahulu tentang literasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Sedangkan menurut Elizabeth Sulzby[1] literasi adalah  kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi –membaca, berbicara, menyimak, dan menulis— dengan cara yang berbeda sesuai dengan cara tujuannya.

Dari dua definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa literasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan dan harus dikembangkan. Karenanya potensi literasi harus dimiliki oleh setiap individu, anak-anak, remaja bahkan orang tua. Potensi literasi akan berkembang maksimal jika diterapkan sejak dini. Orang tua mempunyai peranan penting untuk mengembangkan potensi tersebut dengan penerapan literasi di rumah. Ditambah lagi, dengan perkembangan zaman yang begitu pesat menuntut setiap orang untuk memiliki keterampilan literasi. Memberikan bekal keterampilan tersebut kepada anak adalah keharusan bagi setiap keluarga.

Lalu bagaimana orang tua dapat berperan aktif dalam upaya mengembangkan keterampilan literasi di rumah? Orang tua sebagai model atau panutan bagi anak-anaknya. Mereka pula yang membentuk way of life atau gaya hidup anak. Cara berpikir dan perilaku anak juga dipengaruhi oleh orang tua. Hal tersebut juga berlaku dalam mengasah keterampilan literasi anak.

Membudayakan Literasi dengan KOACI
Membudayakan Literasi dengan KOACI

Komunitas Orang Tua Cinta Literasi

Anak belajar di sekolah hanya beberapa jam saja, selebihnya anak-anak banyak menghabiskan waktu di rumah dan lingkungan masyarakat. Di sinilah peran orang tua sebagai pemegang kendali. Berdasarkan pemikiran tersebut, sekolah kami, SDN Waringin, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, membentuk suatu wadah yang dinamakan KOACI.

KOACI adalah Komunitas Orang Tua Cinta Literasi yang beranggotakan para guru dan seluruh orang tua siswa. Fokus utama dari komunitas ini adalah bergerak bersama sekolah untuk membiasakan kegiatan literasi di rumah, terutama kegiatan membaca.

Ada banyak manfaat yang didapatkan orang tua dari KOACI. Mereka bisa mengetahui kegiatan literasi apa saja yang bisa dilakukan di rumah. Mereka juga bisa meningkatkan keterampilan membaca dan bercerita. Selain itu, bergabung dengan KOACI dapat menguatkan rasa memiliki (sense of belonging) orang tua terhadap sekolah. Mereka pun tidak lagi canggung jika harus berinteraksi dengan sekolah. Sama-sama menjadi anggota KOACI juga membuat silaturahmi antara guru dan orang tua menjadi lebih erat. Pada akhirnya, sinergi dalam KOACI secara perlahan tapi pasti membuat anak-anak terbiasa membaca di rumah.

Bermacam kegiatan dirancang agar KOACI dapat memainkan perannya dengan maksimal. Kegiatan pertama dan yang paling mudah adalah para orang tua membaca  bersama  anak-anak mereka di rumah. Untuk itu KOACI mendorong orang tua untuk membuat jadwal atau jam membaca bersama anak. Di luar jadwal tersebut, orang tua juga membacakan cerita untuk anak sebelum tidur. Agar dapat menjadi teladan bagi anak, para orang tua pun dibuatkan jadwal untuk meminjam buku di perpustakaan sekolah.

Para anggota KOACI pun mendapatkan kesempatan untuk pengembangan diri. Secara berkala KOACI mengadakan bedah buku atau book sharing antaranggota, juga pelatihan untuk orang tua. Secara terjadwal pula para anggota KOACI mengikuti kegiatan mendongeng dan Gelar Buku (Gebuk).

Sebagai dampak dari aktifnya orang tua dalam KOACI, mereka pun memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat baca anak. Semangat membaca anak meningkat karena didampingi oleh orang tua mereka. Anak-anak juga menjadi lebih disiplin untuk membaca setiap hari karena orang tua selalu mengingatkan. Hubungan orang tua dan anak pun menjadi semakin dekat.

Harapan kami gantung tinggi dengan hadirnya KOACI. Kami berharap hadirnya KOACI bisa membantu kebutuhan orang tua untuk dapat mengembangkan literasi di rumah mereka. Dengan demikian literasi tidak hanya dibudayakan di sekolah saja. Pada akhirnya kelak, sinergi orang tua dan guru dalam KOACI diharapkan dapat melahirkan generasi emas. Generasi yang siap menghadapi tantangan di masa depan, agar tidak tergilas oleh zaman. Semoga.

 

[1] Sumbernya?

Praktik Baik

Oleh: Nurhida
Sejarah mencatat literasi telah menjadi bagian dari perkembangan zaman. Literasi juga telah menjadi nadi dari peradaban-peradaban maju, baik di masa lalu maupun masa kini.[…]