Perundungan Kian Marak Terjadi. SLI dan GiGa Indonesia Bekali Guru Pelatihan “Membangun Sekolah Aman dan Bebas Perundungan”
Berdasarkan data dan fakta mengenai kasus perundungan di Indonesia, terjadi peningkatan kasus di berbagai tingkatan pendidikan, dengan dampak serius pada kesejahteraan fisik dan mental siswa. Kasus perundungan menunjukkan penerimaan yang tinggi dan kurangnya kesadaran di kalangan siswa.
Kepala sekolah dan guru memiliki peran kunci dalam pencegahan perundungan, dengan tantangan seperti ketidaksetaraan dan diskriminasi yang perlu diatasi. Masyarakat semakin menuntut perlindungan yang lebih baik terhadap siswa dari tindakan perundungan, memperlihatkan urgensi pelatihan untuk memberikan solusi konkret.
Pelatihan “Bersama Membangun Sekolah yang Aman: Strategi Pencegahan Perundungan” menjadi penting untuk memberikan pemahaman mendalam kepada kepala sekolah dan guru-guru dalam mengatasi tren meningkatnya kasus perundungan. Dengan demikian, diharapkan pelatihan ini dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman, mendukung, dan mengurangi dampak negatif perundungan pada kesejahteraan siswa di Indonesia.
Kamis, 17 Januari 2023 kemarin Sekolah Literasi Indonesia (SLI) dan Perkumpulan Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia mengadakan pelatihan “Membangun Sekolah Aman dan Bebas Perundungan” yang diikuti oleh 235 peserta dari jejaring alumni SLI dan Gemari Baca (ALUSIA). Selain membangun engagement dengan para penerima manfaat serta menularkan semangat belajar, tujuan diadakannya pelatihan ini adalah sebagai upaya membangun kesadaran bersama akan pentingnya pencegahan perilaku Perundungan di lingkungan sekolah.
Sebagai narasumber, Dr. Viena Rusmiati Hasanah., S.IP., M. Pd., yang merupakan dosen Univ. Pendidikan Indonesia menyampakan terkait pemahaman tentang definisi dan jenis perundungan, dampak psikologis dan sosial dari perundungan, strategi pencegahan perundungan yang efektif, serta peran dan tanggung jawab masing-masing peserta dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman.
Rangkaian pelatihan yang dilaksanakan selama 2 jam lebih tersebut diikuti dengan antusias oleh seluruh partisipan. Harapannya pelatihan ini dapat memberikan dampak yang baik untuk guru dan kepala sekolah dalam membangun atmosfir sekolah yang bebas dari perilaku perundungan yang menjadi ancaman bagi peserta didik.