Kepemimpinan Fasilitatif dalam Pengembangan Organisasi
Oleh: Andi Ahmadi
Ada sebuah adagium yang sering kita dengar, pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang bisa mengambil keputusan dengan cepat. Konon, pemimpin seperti ini mampu memecahkan berbagai krisis secara bersamaan, dan hanya membutuhkan waktu satu detik untuk memecahkan masalah. Pertanyaannya, dalam konteks kekinian apakah model kepemimpinan seperti itu masih relevan?
Pada banyak kasus, pemimpin yang desisif cenderung menyelesaikan isu dengan sangat cepat. Satu sisi tentu ini adalah hal yang baik. Hanya saja karena terlalu cepat membuat keputusan, sehingga terkadang mereka tidak memiliki kesempatan untuk melihat percabangan masalah. Lebih buruknya lagi apabila pemimpin seperti ini merasa memiliki semua jawaban atas permasalahan.
Gaya kepemimpinan dalam setiap organisasi memang beda-beda, tapi hal yang pasti adalah bahwa gaya kepemimpinan akan sangat memengaruhi kinerja tim. Pemaksaan kehendak atau instruktif merupakan perilaku yang sering dijumpai dalam kepemimpinan komando-birokratik-hierarkis yang pada akhirnya harus dibayar mahal dengan terbelenggunya inovasi dan kreativitas dari anggota tim.
Yukl dalam Amin (2010) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dan mendukung orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan dengan efektif. Artinya, pemimpin yang baik adalah yang mampu menggerakkan anggota timnya untuk bisa bekerja secara antusias, bukan hanya karena perintah atasan. Antusiasme dalam bekerja akan muncul manakala terdapat kekuatan aspirasional yang menjadi motor penggeraknya. Semua itu akan terjadi ketika sebuah organisasi menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat, salah satunya adalah gaya kepemimpinan fasilitatif.
Secara sederhana kepemimpinan fasilitatif adalah kepemimpinan yang memberdayakan setiap komponen manusia yang terlibat dan bertanggung jawab dalam organisasi. Esensi dari kepemimpinan fasilitatif menurut Jeffrey Cufaude adalah sebagai berikut:
- Membangun koneksi dan membantu orang lain memberikan makna;
- Memberikan arahan tanpa sepenuhnya mengambil kendali;
- Membuka ruang pendapat dan umpan balik;
- Fokus pada pengembangan kepasitas individu dan kelompok untuk mencapai lebih banyak hal secara mandiri, saat ini dan di masa depan;
- Beroperasi dari posisi “menahan diri”.
Perilaku utama yang dibutuhkan untuk menerapkan kepemimpinan fasilitatif yaitu memperjelas tujuan dan harapan organisasi, merancang dan melaksanakan proses fasilitasi, mengajukan pertanyaan terbuka, mendengarkan secara aktif dan penuh empati, mendorong partisipasi dan keberagaman, mengelola dinamika kelompok, dan membimbing kelompok.
Teori Kontinum dari Tannembaum dan Schmidt (1957) memberi gambaran bahwa semakin besar kewenangan tim akan membuat organisasi semakin berkembang. Berikut tujuh tingkatan dari Teori Kontinum:
- Pimpinan membuat keputusan dan mengumumkannya.
- Pimpinan menjual keputusan.
- Pimpinan membuka ide untuk dialog.
- Pimpinan membuat keputusan sementara dan mengundang diskusi.
- Pimpinan mengemukakan masalah dan meminta pendapat untuk solusi serta mengambil keputusan.
- Pimpinan menjelaskan situasi, menentukan parameter dan mengajak bawahan memutuskan.
- Pimpinan mengizinkan bawahan mengidentifikasi masalah, mengembangkan opsi, dan memutuskan Tindakan, dalam batas yang bisa diterima.
Kepemimpinan fasilitatif tentu bukan satu-satunya gaya kepemimpinan yang paling baik. Jika kita cermati 4 gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blancard: kepemimpinan instruktif; konsultatif; partisipatif; delegatif, setidaknya untuk organisasi yang sudah mulai berkembang kepemimpinan fasilitatif masih lebih baik dibanding kepemimpinan instruktif dan konsultatif. Semakin tim dilibatkan dalam pengambilan keputusan, semakin besar antusiasme dan tanggung jawab tim dalam melaksanakan hasil keputusan.
Referensi Bacaan:
Amin, Ma’sum. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Manajemen Pendidikan.
Trihastuti, Aselina Endang. 2019. Komunikasi Internal Organisasi. Penerbit Deepublish: Yogyakarta
thesystemsthinker.com: The Art of Facilitative Leadership Maximizing Others Contributions
diakses dari https://thesystemsthinker.com/the-art-of-facilitative-leadership-maximizing-others-contributions/